4 Anggota AAN yang Aniaya Wartawan Beritakan Bisnis Ilegal Ditangkap Polisi

SUMUTNEWS | MEDAN - Tim Gabungan Direktorat Reserse Kriminal  Polda Sumut dan Satua Reserse Polres Mandailing Natal (MADINA) telah meringkus 4 (empat) pelaku  pengeroyokan terhadap seorang wartawan Media Online bernama Jefri Barata Lubis.

Ke empat tersangka tersebut adalah  Awaluddin (26), Sel;amat (36), Edi mansur Rangkuti (41) dan Rasoki alias Marzuki (40). 

Para pelaku merupakan warga Kab. Mandailing Natal, Sumatera Utara. Keempat tersangka memiliki peran masing-masing, demikian dikatakan DirResKrimum Polda Sumut, Kombes. Pol Tatan Dirsan Atmaja dalam Jumpa PERS di mako Polda Sumut, Senin (14/3/22) sore.

Lebih lanjut disampaikan, penganiayaan terhadap Jefri dengan motif bahwa korban memberitakan tentang "BISNIS HARAM" Ketua Organisasi Kepemudaan atau OKP di Kab, Mandailing Natal berinisial AAN yang melakukan Penambangan Ilegal di kab. Madina. Kemudian AAN juga sudah ditetapkan sebagai Tersangka dalam Kasus Penambangan Ilegal tersebut oleh Polda Sumut.

Karena itu Jefri memberitakan jejak bisnis AAN hingga dirinya terjerat kasus tersebut. Tak tahan AAN terus jadi pemberitaan, anggota dari AAN geram dan berencana menganiaya Jefri. Pelaku Awaluddin mengajak korban untuk bertemu.

Di tempat terpisah, Siswandi selaku Aktifis NGO LPPN RI yang juga warga Natal telah mengumpulkan Dokumentasi Alat Berat (Beko) Rentalan atau milik Pengusaha Tambang Emas Ilegal (PETI) di sepanjang Sepadan Sungai batang Natal maupun Anak Sungai Batang Natal seperti, Hulu Sungai Parlampungan di Lokasi Jambur Torop, Desa Aek Baru Jae, Hulu Sungai Sisoma di lokasi Lubuk Bondar Panjang dan Hulu Sungai Simanguntong sehingga membuat air sungai menjadi tercemar dan bercampur lumpur warna coklat.

Sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh ribuan warga Desa di sepanjang lintasan Sungai Batang Natal mulai dari Desa Ampung Padang, Kel. Muarasoma, Desa Ampung Siala, Jambur Baru Parlampungan, Simanguntong, Rantobi, Batu marsaong, Simarrobu, Ranto Sore, Simpanggambir hingga puluhan Desa di Kec.Natal.

Lebih Lanjut dikatakan, akibat beroperasinya Tambang Emas Ilegal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Natal, mulkai dari tahun 2017 hingga 2021 puluhan titik Tebing jalan Raya menjadi longsor dan rusak, sehingga dapat mengancam korban pengguna jalan.

Sehingga biaya untuk memperbaiki tebing penahan jalan tersebut membutuhkan ratusan Miliar rupiah.

Sementara masukan (Devisa) dari PETI untuk Negara tidak ada yang masuk karena bisnis ilegal.

"Dalam waktu dekat  berdasarkan Surat Keberatan warga di hilir Sungai Batang Natal, akan membuat laporan tertulis kepada Kapolri dan Presiden RI atas Pelaku perusak DAS dan pencemaran air sungai Batang Natal yang diduga kuat dilakukan oleh H.D.Nst, S.Nst, S dan B.Nst (Desa Rantobi), Uc.G.Nst, (Parlampungan), N.Lbs, SiBol, Andi, (Ampung Siala, Rizal (Tombang kaluang) dan lain-lain," tegas Siswandi pada Sumut News (15/3) di Natal. (U. Nauli Hsb).