Percepatan Penurunan Stunting, Wabup Ellya Rossa : Tingkatkan Pelayanan dan Fungsikan Manajemen Data

Dinas kesehatan Labuhanbatu sebagai penanggungjawab kegiatan melakukan rapat sistem manajemen data, dokumentasi, intervensi di Aula Platinum Hotel Rantauprapat Jalan Jendral A.Yani Kelurahan Bakaran Batu Kecamatan Rantau Selatan Selasa 6/12/2022.
SIGAPNEWS LABUHANBATU - Berdasarkan prevalensi stunting riskesda dari tahun 2018-2021, pertumbuhan stunting diprovinsi Sumatera Utara masih terhitung tinggi hingga mencapai 32,3%, dan dilabuhanbatu mencapai 36,37%, sedangkan berdasarkan hasil SSGI pada tahun 2021 prevelensi stunting dilabuhanbatu mencapai 27%.
Dari data tersebut salah satu penyebab dan penyumbang terbesar permasalahan tersebut adalah tidak ada ketersediaan sanitasi jamban.
Dalam hal ini, Dinas kesehatan Labuhanbatu sebagai penanggungjawab kegiatan melakukan rapat sistem manajemen data, dokumentasi, intervensi di Aula Platinum Hotel Rantauprapat Jalan Jendral A.Yani Kelurahan Bakaran Batu Kecamatan Rantau Selatan, Selasa (6/12/22).
Ketua pelaksana TPPS Kabupaten Labuhanbatu Hj.Ellya Rosa Siregar, S.Pd.,MM, dalam pidato tertulisnya yang disampaikan Sekjen Dinas PPKB Faoma Liana Dachi menyebutkan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting sebagai penguatan dan penajaman strategi nasional percepatan penurunan stunting guna mencapai target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024 sesuai dengan RPJMN 2020-2024.
"Fungsi manajemen data merupakan sumber daya informasi yang mencakup semua kegiatan mulai dari identifikasi kebutuhan data untuk menghasilkan data yang berkualitas dan perencanaan yang baik", paparnya
Lebih lanjut Ia mengatakan, Gambaran suatu Kabupaten sampai dengan tingkat desa dapat dilihat dalam pengolahan serta data yang dihasilkan kemudian didokumentasikan hingga akhirnya menjadi suatu pedoman dalam peningkatan pelayanan.
"Hari ini kita dapat berdasarkan data salah satu penyebab terjadinya stunting adalah masih adanya masyarakat yang BABS karena tidak memiliki sanitasi jamban, disinilah tugas yang harus kita selesaikan", imbuhnya
Akhiri, Mantan ketua DPRD itu berharap stacholder terkait, baik itu dinas kesehatan, PUPR, camat hingga desa, harus sigap menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut", tutupnya.
Menyikapi hal itu, kepala bidang kesehatan masyarakat, Friska E.Simanjuntak membenarkan salah satu persoalan besar di daerah lokus Stunting adalah sanitasi, " masih banyak masyarakat yang buang air besar sembarangan". ujarnya.
Permasalahan ini sambung Friska, menjadi tugas kita bersama, bukan hanya dinas kesehatan saja, namun peran kepala desa juga sangat penting, saya berharap melalui dana desa bisa dialokasikan untuk pembangunan sanitasi didaerahnya.
" Mari kita buat sistem data yang merupakan bagian dari pengelolaan sumber informasi yang mencakup semua kegiatan mulai dari identifikasi kebutuhan data, pengumpulan data hingga pemanfaatan data guna memastikan informasi yang akurat dan mutakhir. Agar apa yang kita butuhkan di lapangan dapat kita ketahui dan kita selesaikan dengan sebaik-baiknya, agar target 14% ditahun 2024 tercapai". Ujar Friska.
Pada sesi yang sama Syah Putra Abdullah,ST, M.Ec. Dev, dalam materinya menyampaikan data adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan, dengan data kita bisa mengetahui mana yang penting dan terpenting.
Turut hadir, perwakilan kepala OPD, Kepala Puskesmas, Camat, Lurah, Kepala Desa dan stacholder terkait.(D2)
Editor :Dedek Muhammad Noor