Aksi Pengunjuk Rasa Tanpa Izin di Muara Batang Gadis
Aksi Puluhan Emak-emak dan Pemuda Diduga Merusak dan Menjarah Dua Warung Kopi

Sejumlah emak-emak dan pemuda usai menjarah dan merusak alat-alat musik, speaker, ampli, microphone, cas hp, mesin parut, dan membakar gorden di warung yang telah tutup, Kamis, (30/5/2024) sambil berteriak-teriak(Ist/for Sigapnews Sumut).
SIGAPNEWS | MANDAILING NATAL, MUARA BATANG GADIS - Aksi unjuk rasa puluhan emak-emak dan beberapa anak muda tak berizin mendatangi beberapa warung yang mereka duga tempat prostitusi, (Kamis 30 Mei 2024).
Salah satu pemilik warung kopi, Rusmin Nasution merasa keberatan atas tindakan yang tidak ada izin dan aturan yang dilakukan emak-emak.
Ia mengaku keberatan dengan pengrusakan pondok dan pembakaran puluhan pakaian pembantunya yang diambil oleh salah satu emak-emak.
"Mereka menyebarkan video ke media sosial. Ini mengakibatkan gangguan mental anak-anak saya," kata Rusmin.
"Bahkan mereka menuduh pembantuku sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) tanpa bukti," kata Rusmin dengan geram.
Ia juga menyebut, akibat ulah aksi unjuk rasa emak-emak mengakibatkan lumpuhnya usaha warung yang baru dibukanya 2 bulan lalu.
Salah satu pembantunya juga menjadi korban verbal, Ratika Dewi Ningsih, merasa dirugikan secara moral.
"Saya merasa dirugikan. Saya dihinakan dibilang lonte, Bang. Masak saya dibilang lonte di depan orang. Pakaianku dibakar," ujar Ratih sambil menangis ketika dihubungi via WhatsApp pada Jumat 31 Mei 2024.
Sementara itu, di lain tempat, aksi emak-emak berlanjut ke sebuah warung yang telah tutup milik Arwin Harahap. Aksi tersebut mengakibatkan kerugian material dan psikis anak-anaknya akibat provokasi beberapa orang yang berteriak-teriak.
Arwin Harahap, mengaku bahwa alat-alat musik, perabot dan elektronik. Ia merincikan sebuah speaker, ampli, digital, mesin parut, kipas angin, cas hp, microphone, dan teve 21 inch.
"Mereka membuka dengan paksa dengan menendang pintu depan dan belakang warung. Gorden pun dibakar sekelompok keluarga," terang Arwin melalui telpon seluler
"aksi brutal ini semacam penjarahan rumah sekaligus warung saya. Kami baru pindah, barang-barang masih ada di situ. Kerugian besar bagi saya, baik secara material dan psikis anak-anak saya," jelasnya lagi.
"Saya memohon kepada aparat penegak hukum agar memproses laporan saya nantinya," katanya.
"Saya mohon kepada pihak kepolisian dan aparat penegak hukum agar memproses pengaduan saya. Anak-anak saya malu, mental mereka terganggu, tidak mau sekolah. Diejek kawan-kawannya," kata Arwin saat dihubungi via telpon.
Sampai berita ini dinaikkan, pihak Polsek Muara Batang Gadis, Kanit Intelkam Mahmuddin dan Hariadi telah mencatat nama-nama pengunjuk rasa tanpa izin tersebut.***
Editor :Tim Sigapnews
Source : Rusmin Nasution dan Arwin Harahap