POP Episode Empat, Revolusi Positif Dunia Pendidikan
Sebanyak 20 ormas POP menyampaikan praktik baik dalam Simposium POP, yang dilaksanakan Ditjen GTK Kemdikbudristek di Novotel Mangga Dua, Jakarta, 23 hingga 26 November 2023.
SIGAPNEWS.CO.ID | JAKARTA - Terobosan Merdeka Belajar dalam bentuk Program Organisasi Penggerak (POP) Episode 4 sukses menyemangati dunia pendidikan di seluruh Indonesia.
Inisiatif Kemendikbudristek melibatkan ormas yang memiliki kontribusi luar biasa di bidang pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan, secara langsung membuka pintu untuk sebuah revolusi positif dalam dunia pendidikan.
Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan GTK, Nunuk Suryani, memberikan sorotan pada dampak luar biasa yang berhasil dicapai selama tiga tahun pelaksanaan POP.
"Ada semangat baru dalam lingkungan belajar, hasil belajar yang membanggakan, dan karakter peserta didik yang semakin berkembang," ungkapnya, dalam Simposium POP 2023 di Novotel Mangga Dua, Jakarta, Sabtu (24/11/2023).
Sementara itu, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmad Widdiharto, mengakui, kolaborasi dengan ormas mencapai 7.300 satuan pendidikan dan memberikan manfaat langsung kepada 50.000 guru dan kepala sekolah.
"Fokus pada literasi, numerasi, dan penguatan karakter membawa dampak positif yang signifikan," katanya.
Berbicara tentang perubahan, Irawan dari Yayasan Nurhidayah Dayah, turut berbagi cerita tentang sinergi di tingkat daerah. Menurutnya, POP membuka pintu untuk skema peningkatan kompetensi pembelajaran yang berfokus pada tujuan pembelajaran.
Di sisi lain, Dr. Jamal dari Yayasan Akselerasi Islami Siswa Indonesia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, ormas, dan sekolah. Dalam hal ini, POP menjadi peluang untuk bergerak bersama dan merayakan semangat merdeka belajar.
Sebelumnya, Ketua Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat, Fakhrul Roji, memberikan dimensi unik dari lapangan, dikarenakan Peserta POP dengan tekun mendaki bukit, melewati hutan, dan menempuh perjalanan sulit menunjukkan komitmen mereka terhadap pendidikan di daerah terpencil.
Lebih dari statistik, Yusri dari Yayasan Indonesia Mengabdi menyebut, praktik baik POP membuktikan perubahan nyata dalam perilaku guru. Hal ini dikarenakan pelatihan ini berhasil mengubah paradigma guru, terlihat dari peningkatan disiplin positif siswa seperti berbicara sopan dan tanggung jawab pribadi.
Apresiasi juga datang dari Ketua Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan, Yanti Kerlip. Dia menilai, semangat gotong-royong untuk mencapai pendidikan berkualitas terlihat terus menguat.
"Keberhasilan POP tidak hanya terlihat dalam angka, tapi juga dalam semangat bersama," jelas Yanti.
Kesepakatan 88 dari 133 Ormas POP untuk membentuk asosiasi, diakuinya, turut menandai komitmen mereka untuk memastikan pendidikan dan perlindungan anak di Indonesia terwujud secara merata dan berkeadilan.
Editor :Wardika