GNI Launching Film Pendidikan
Yunanda, Anak Desa Bulucina Raih Beasiswa di Luar Negeri

Asisten Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan UNPAB Medan, Robi Krisna, memaparkan komitmen pihaknya dalam menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat di Desa Bulucina, bekerjasama dengan GNI dan Pemerintah Desa Bulucina, Selasa (22/02/2023).
SUMUTNEWS | Medan - Yunanda Aditya, salah seorang anak asal Desa Bulucina, Kecamatan Hamparanperak, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, saat ini sedang menyelesaikan pendidikan Electronic Engineering di Hungaria. Di sana, dia juga bekerja pada perusahaan continental.
Yunanda sendiri menyampaikan pengalamannya ini melalui video vlog dalam acara “Stakeholders Meeting dan Launching Film Kampanye Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun” yang diselenggarakan Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) di Balai Desa Bulucina, Selasa (22/02/2023).
Acara ini dihadiri Aparatur Pemerintah dan Perangkat Desa Bulucina, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bulucina, pengurus Karang Taruna Desa Bulucina, perwakilan sejumlah sekolah, tokoh masyarakat, dan pengurus PKK Desa Bulucina.
Pada video tersebut, Yunanda Aditya mengaku mampu berada di Hungaria dan mendapatkan beasiswa karena selalu memiliki motivasi tinggi untuk belajar dan bersekolah.
“Sebagai anak dukungan GNI, saya aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan GNI. Kami diajari dan didorong untuk berani bermimpi, berani bercita-cita, dan berani meraih cita-cita tersebut dengan percaya diri” terangnya.
Yunanda juga meyakini, pendidikan dapat merubah hidup dan memberikan kebahagiaan bagi keluarga. Keyakinan dan pengalaman meraih beasiswa dan bekerja di luar negeri inilah yang pada akhirnya mendorong dirinya membuat video, guna menginspirasi teman-teman dan adik-adiknya di Desa Bulucina.
“Kawan-kawan dan adik-adik yang ada di Bulu Cina, ayok semangat bersekolah dan berani bercita-cita besar, ” ajak Yunanda, dengan penuh semangat.
Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) sendiri merupakan lembaga sosial yang berafiliasi dengan Good Neighbors International, yang berdiri di Korea Selatan apda 1991. GNI memiliki misi memenuhi hak-hak anak di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu hak anak yang diperjuangkan adalah pendidikan.
Robi Krisna, selalu Asisten Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB), Medan, yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, UNPAB sebagai lembaga perguruan tinggi memiliki tugas pengabdian masyarakat yang termuat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Tugas ini yang membawa kami datang ke Desa Bulucina, karena sebelumnya kami juha telah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Pemerintah Kabupaten Deliserdang dan menjadikan Desa Bulucina sebagai desa binaan UNPAB," j elasnya.
Secara khusus Robi menyatakan, kehadirannya di acara ini bersama empat dosen UNPAB dikarenakan UNPAB telah menandatangani MoU dengan GNI pada akhir Januari 2023, yang ditandatangani oleh Rektor UNPAB dan Project Manager GNI Medan di Kantor GNI Medan.
“Kami telah bertemu dan berdiskusi panjang dengan Pak Anwar dari GNI, kemudian kami juga melihat profil dari GNI dan program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dikerjakan selama ini. Kami melihat lembaga ini sangat profesional dan telah menunjukkan komitmen membantu masyarakat, serta pengelolaan lembaga yang transparan dan akuntabel. Hal ini yang membuat kami dan Pak Rektor bersedia bekerjasama untuk pemberdayaan masyarakat di Desa Bulucina,” terangnya.
Di sisi lain, lanjut Robi, pihaknya juga sudah bersepakat dengan GNI dan Pemerintah Desa Bulucina untuk membuat MoA (Memorandum of Aggreement) guna menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat. Salah satu hal yang diperjuangkan oleh GNI ialah menurunkan angka anak putus sekolah di Desa Bulucina.
"Kami juga dari UNPAB memiliki Program Kampus Mengajar. Dalam program ini, kami nanti akan menurunkan mahasiswa dan mahasiswi, termasuk para dosen, untuk bersama-sama mencari solusi dan membuat kegiatan kampanye di masyarakat atau kelas-kelas inspirasi di berbagai sekolah," ujar Robi.
Project Manager GNI Medan, Anwar Suhut, mengatakan, film pendidikan yang dilaunching dalam acara itu merupakan media kampanye yang disiapkan untuk nantinya disosialisasikan kepada anak dan para orang tua dalam rangka meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan bagi anak.
“Film ini kami kemas dengan fiksi dan membuat cerita yang menggambarkan realita pendidikan di Bulucina dan tantangan yang dihadapi anak dan para orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Nanti kita akan buat banyak sekali nonton bareng,” ungkapnya.
Anwar juga menyebut, angka anak putus sekolah di Desa Bulucina masih tinggi. Data yang dikonfirmasi dari perwakilan kepala dusun, pemerintah desa, dan kelompok masyarakat, pada saat GNI melakukan pemetaan persoalan pendidikan di akhir 2021 lalu, diketahui bahwa lebih dari 100 anak usia sekolah tercatat putus sekolah. Angka ini diperparah akibat pandemi Covid-19, yang terjadi sejak awal 2020 lalu.
Menurutnya, motivasi anak, pengasuhan orangtua, dan faktor ekonomi keluarga, menjadi penyebab utama anak tidak lagi pergi bersekolah. Anak-anak yang putus sekolah ini kemudian menjadi pengangguran, menikah di usia dini, ikut orangtuanya menggembalakan ternak atau bekerja sebagai kuli bangunan.
"Putus sekolah akan mengakibatkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Tentu saja hal ini akan menyebabkan peluang mereka untuk mendapatk pekerjaan yang layak untuk bertahan hidup menjadi sangat kecil. Sebagian besar dari mereka akhirnya menjadi pengangguran atau menjadi buruh kasar,” terang Anwar.
Persoalan lain yang dihadapi masyarakat Desa Bulucina, sambung Anwar, ialah kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Jika persoalan ini tidak segera diatasi, maka kemiskinan yang dihadapi maayarakat akan semakin diperparah dengan faktor lain, seperti penyebaran wabah atau bencana alam.
Pemerintah pada akhirnya akan berupaya keras membantu masyarakat yang dikategorikan miskin ini dengan menyalurkan sejumlah program perlindungan sosial, baik berupa subsidi, bantuan tunai, atau bantuan sosial (bansos).
"Oleh karena itu, kami berupaya menggandeng semua pihak terkait untuk membantu menyelesaikan persoalan ini, termasuk menggandeng perguruan tinggi seperti UNPAB. Sebab kami yakin UNPAB juga memiliki visi yang sama, yaitu pengabdian kepada masyarakat," pungkas Anwar.
Editor :Wardika