Roy Fachraby Ginting: Ketika Ketamakan serta Kerakusan Mulai Merusak Demokrasi Kita

Roy Fachraby Ginting adalah Dosen dan staff pengajar Ilmu Filsafat dan Ilmu Sosial Budaya Dasar di Universitas Sumatera Utara (USU) Padang Bulan Medan.
SIGAPNEWS.CO.ID | KARO - Tulisan ini saya mulai dengan pengertian bahwa ketamakan berasal dari kata tamak (bahasa Inggris: greed, avarice, cupidity, covetousness; bahasa Latin: avaritia), atau disebut juga keserakahan.
Sedangkan demokrasi diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Ketamakan pada umumnya diartikan sebagai keinginan yang sangat besar untuk memiliki kekayaan, barang atau benda bernilai abstrak, dengan maksud menyimpannya untuk dirinya sendiri, jauh melebihi kenyamanan dan kebutuhan dasar untuk hidup yang berlaku pada umumnya.
Pengertian ini diterapkan pada keinginan yang besar dan mencolok dalam upaya mengejar kekayaan, status sosial, dan kekuasaan.
Saya juga teringat akan tulisan dan pesan yang mengatakan bahwa jika anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan. Kalau mau melihat tabiat asli seseorang maka berilah dia kekuasaan. Hal ini pernah di katakan Abraham Lincoln Presiden Amerika Serikat ke 16.
Hal inilah menjadi dasar dan pemikiran agar rakyat bisa membatasi masa jabatan pemimpin bangsa dalam konstitusi yang tentunya menyangkut kepentingan orang banyak, karena disanalah terhimpun darah rakyat dalam sebuah bangsa.
Ketika rakyat berniat menunjuk seseorang warga negara untuk menduduki jabatan politik yang strategis, maka tentu harus memenuhi kaedah the right man in the right place and right time.
Seorang pemimpin tentu juga harus kita perhatikan dari sisi figur yang berilmu serta harus dibuktikan dari pengalaman bekerja di bidang tertentu dan sudah teruji serta terbukti berhasil memberi manfaat bagi bangsa dan negara.
Pemimpin yang bekerja untuk kepentingan publik untuk kita pilih tentunya telah mencapai taraf Skill : He Do He Can not He See He Know lebih parah lagi kalu cuma ketrampilan He Hear He Understand.
Sehingga pemimpin itu hadir bukan tiba tiba atau aji mumpung dan bukan pula hasil karbitan yang belum matang.
Science dan Skill tidak ada gunanya apabila tidak dilengkapi Atittude. Apalah artinya kepintaran dan ketrampilan ketika seseorang calon penerima amanah pemimpin bangsa dan negara yang berprilaku buruk.
Read more info "Roy Fachraby Ginting: Ketika Ketamakan serta Kerakusan Mulai Merusak Demokrasi Kita" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews