ICRAF dan Pemkab Labuhanbatu Utara Gelar Lokakarya Evaluasi SFITAL untuk Sawit Berkelanjutan

ICRAF dan Pemkab Labuhanbatu Utara Gelar Lokakarya Evaluasi SFITAL untuk Sawit Berkelanjutan
SIGAPNEWS.CO.ID | LABURA - ICRAF Indonesia (World Agroforestry) bersama Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara menggelar Lokakarya Evaluasi Hasil Kegiatan SFITAL bagi Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, Rabu (28/5), di Aek Kanopan Timur. Kegiatan ini menandai momen penting dalam refleksi capaian dan penyusunan rencana tindak lanjut proyek SFITAL yang telah berjalan hampir tiga tahun di wilayah tersebut.
Proyek SFITAL (Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes), yang dimulai sejak September 2022, merupakan kolaborasi strategis yang dikoordinasikan oleh ICRAF dan didanai oleh IFAD (International Fund for Agricultural Development). Di Labuhanbatu Utara, proyek ini berfokus pada penguatan sistem pertanian kelapa sawit rakyat melalui pendekatan berkelanjutan dan inklusif.
Kegiatan lokakarya dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan, termasuk petani, penyuluh, pelaku usaha, organisasi masyarakat sipil, dan perwakilan pemerintah daerah. Mereka bersama-sama mengevaluasi dampak program, mendiskusikan tantangan di lapangan, serta menyampaikan aspirasi terkait pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.
Wakil Bupati Labuhanbatu Utara, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kontribusi SFITAL. Ia menyoroti keberhasilan program ini dalam membuka ruang pembelajaran lintas sektor, memperkuat kapasitas petani, serta mendorong transformasi pengelolaan kebun sawit rakyat melalui pendekatan partisipatif.
“Program ini bukan hanya soal sawit, tapi bagaimana sawit bisa menjadi pintu masuk bagi pembangunan yang lebih adil, adaptif, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Selama berlangsungnya program, SFITAL telah mendorong sejumlah inisiatif penting, seperti penyusunan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB), pelatihan peningkatan kapasitas, pengembangan sistem agroforestri, sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), serta pemanfaatan teknologi melalui platform digital pemantauan.
ICRAF menekankan pentingnya collaborative action research sebagai pendekatan strategis dalam membangun sistem pertanian sawit yang tangguh dan ramah lingkungan. Hasil dari lokakarya ini akan menjadi bahan penyusunan arah kebijakan dan kolaborasi lanjutan pasca berakhirnya proyek.
Fenomena kolaboratif ini menandai langkah maju dalam tata kelola sektor kelapa sawit di Indonesia, khususnya dalam konteks pengembangan sawit rakyat. Pendekatan yang mengintegrasikan sains, kebijakan, dan aspirasi masyarakat lokal menjadi modal penting untuk menjawab tantangan keberlanjutan di sektor perkebunan ke depan.(D2)
Editor :Dedek Muhammad Noor